Ketegangan antara Eropa dan China semakin memanas terkait isu tarif kendaraan listrik. Pada hari Jumat, 9 Agustus 2024, China mengajukan banding ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atas keputusan Uni Eropa untuk memberlakukan tarif tambahan yang signifikan terhadap impor kendaraan listrik dari China. Keputusan Uni Eropa ini mencakup bea masuk tambahan hingga 38% pada kendaraan listrik yang diimpor dari China.
Langkah Uni Eropa ini diambil setelah Komisi Eropa menyelesaikan penyelidikan yang mengungkap bahwa subsidi yang diberikan oleh pemerintah China kepada produsen kendaraan listrik di negaranya dianggap merugikan pesaing Eropa. Komisi Eropa berpendapat bahwa subsidi tersebut menciptakan ketidakadilan dalam persaingan pasar, memberikan keuntungan yang tidak adil kepada produsen China dan merugikan industri otomotif Eropa yang tengah berupaya beralih ke kendaraan listrik.
Menanggapi keputusan tersebut, juru bicara Kementerian Perdagangan China mengeluarkan pernyataan resmi yang menegaskan bahwa banding ini diajukan untuk melindungi hak dan kepentingan pengembangan industri kendaraan listrik di China, serta untuk menjaga kerja sama dalam transformasi hijau global. China menilai bahwa putusan Uni Eropa tidak didasarkan pada fakta dan hukum yang benar, serta melanggar aturan WTO secara serius. Pihak China juga menganggap bahwa keputusan ini merusak situasi kerja sama global dalam upaya menghadapi perubahan iklim.
Juru bicara kementerian tersebut mendesak Uni Eropa untuk segera memperbaiki kebijakan yang dianggap salah tersebut dan bersama-sama menjaga stabilitas kerja sama ekonomi dan perdagangan antara Tiongkok dan Uni Eropa, serta rantai pasokan dan industri kendaraan listrik secara keseluruhan. Keputusan tarif tambahan oleh Uni Eropa menandai langkah signifikan dalam upaya melindungi industri otomotif Eropa di tengah persaingan ketat dengan kendaraan listrik yang disubsidi dari China.