Asian Development Bank (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 hanya mencapai 5%, lebih rendah dari target 5,2% yang ditetapkan pemerintah dalam APBN 2025. Proyeksi ADB juga di bawah prediksi IMF dan Bank Dunia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,1%.
“Prospek pertumbuhan sebesar 5% pada 2025 ini didukung oleh konsumsi swasta yang kuat, belanja infrastruktur publik, dan investasi yang membaik,” ujar Jiro Tominaga, ADB Country Director for Indonesia, Kamis (12/12/2024). Selain itu, inflasi diproyeksi tetap rendah di level 2,8%.
Faktor Pendukung dan Tantangan Pertumbuhan
ADB mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata mencapai 5% selama tiga kuartal pertama 2024, didukung konsumsi swasta yang solid dan peningkatan belanja infrastruktur publik, termasuk proyek IKN Nusantara dan jalan tol. Namun, kontribusi ekspor neto sedikit menurun karena impor tumbuh lebih cepat akibat peningkatan aktivitas domestik.
Selain itu, Pilkada yang berlangsung di akhir tahun 2024 diperkirakan tetap memberikan dukungan positif bagi pertumbuhan ekonomi kuartal IV. Bank Indonesia juga menurunkan suku bunga kebijakan sebesar 25 basis poin menjadi 6% pada September untuk mendorong perekonomian.
Peluang Pertumbuhan Lebih Besar
Principal Country Economist ADB, Reza Anglingkusumo, mengatakan ada peluang pertumbuhan lebih besar jika kebijakan pemerintah mampu memberikan efek pengganda yang langsung dirasakan masyarakat. Perluasan hilirisasi ke sektor agrikultur dan maritim serta investasi besar untuk transisi energi disebut dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
“Dengan transisi energi, akan ada dorongan langsung ke pertumbuhan melalui investasi besar dan peningkatan produktivitas,” ujar Reza.