Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bertemu dengan Perdana Menteri India Narendra Modi di Gedung Putih untuk membahas perdagangan dan energi. Pertemuan ini berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan dagang antara kedua negara, terutama setelah Trump mengumumkan rencana tarif resiprokal terhadap mitra dagangnya.
Trump menegaskan bahwa India akan membeli lebih banyak minyak dan gas dari AS, mengingat Negeri Paman Sam saat ini merupakan produsen energi terbesar di dunia. Langkah ini diharapkan dapat membantu menyeimbangkan defisit perdagangan AS-India, yang saat ini mencapai US$35,3 miliar di sisi India.
Namun, bayang-bayang perang dagang masih menghantui. Trump menyatakan tarif baru akan disesuaikan berdasarkan kebijakan pajak, subsidi, dan regulasi masing-masing negara. India, yang dikenal memiliki bea masuk tinggi, diprediksi akan terkena dampak besar dari kebijakan ini.
Di sisi lain, Modi berusaha meredakan ketegangan dengan memberikan sejumlah konsesi dagang, termasuk pemotongan bea masuk untuk barang seperti tekstil, sepeda motor, dan mobil mewah. India juga berkomitmen membeli lebih banyak teknologi pertahanan AS serta menerima penerbangan migran yang dideportasi, salah satu kebijakan prioritas Trump.
Pertemuan ini juga membahas kerja sama keamanan dan pertahanan, termasuk langkah untuk memperkuat aliansi Quad—kemitraan strategis AS, India, Jepang, dan Australia yang bertujuan membendung pengaruh ekonomi dan militer Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik. Selain itu, Trump dan Modi juga membahas semikonduktor, mineral penting, serta rantai pasokan global.
Kunjungan Modi ke AS terjadi di saat pasar India menghadapi tekanan besar. Arus modal asing keluar mencapai US$21 miliar, rupee melemah, dan bursa saham India menjadi yang berkinerja terburuk di Asia tahun ini. Kebijakan perdagangan AS yang lebih ketat berpotensi memperburuk kondisi tersebut.
Dengan langkah-langkah yang diambil Modi, India berharap dapat mempertahankan akses pasar ke AS sekaligus menarik lebih banyak investasi. Namun, apakah upaya ini cukup untuk menenangkan Trump dan menghindari dampak lebih luas dari perang dagang? Hasil pertemuan ini akan menjadi faktor penentu hubungan ekonomi kedua negara ke depan.