Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing masuk ke pasar keuangan Indonesia sebesar Rp4,15 triliun dalam periode 28–30 April 2025. Instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan Surat Berharga Negara (SBN) menjadi incaran utama investor asing.
Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan bahwa investor global kembali menunjukkan minat terhadap instrumen keuangan rupiah. Meski demikian, terjadi tekanan di pasar saham.
“Berdasarkan data transaksi 28—30 April 2025, secara agregat non-residen tercatat beli neto sebesar Rp4,15 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp0,01 triliun di pasar saham dan beli neto sebesar Rp0,22 triliun di pasar SBN serta sebesar Rp3,95 triliun di SRBI,” ujar Ramdan, dikutip Minggu (4/5/2025).
Ramdan menambahkan bahwa kinerja positif tersebut kontras dengan tren sepanjang tahun. Sejak 1 Januari hingga 30 April 2025, terjadi arus keluar modal asing bersih (net outflow) mencapai Rp38,6 triliun dari pasar keuangan domestik.
Secara rinci, investor asing mencatatkan jual neto sebesar Rp49,56 triliun di pasar saham dan Rp12,05 triliun di SRBI. Sementara itu, pasar SBN justru mengalami beli neto sebesar Rp12,05 triliun.
Di tengah dinamika pasar keuangan global dan domestik, BI turut mencermati perkembangan premi risiko Indonesia. Credit Default Swap (CDS) Indonesia tenor lima tahun tercatat naik dari 93,98 basis poin (bps) pada 25 April menjadi 97,18 bps per 1 Mei 2025.
Pergerakan tersebut mencerminkan peningkatan persepsi risiko investasi terhadap Indonesia, meskipun belum signifikan. Hal ini beriringan dengan naiknya imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun menjadi 6,86% pada Jumat (2/5/2025), dari 6,85% pada Rabu (30/4/2025).
Sebagai pembanding, imbal hasil obligasi pemerintah AS (UST Note) tenor 10 tahun berada di level 4,218% pada 30 April 2025. Selisih yield ini masih memberi daya tarik bagi investor asing untuk masuk ke instrumen domestik berdenominasi rupiah.
Sementara itu, nilai tukar rupiah pada Jumat (2/5/2025) tercatat sedikit melemah ke posisi Rp16.600 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.595 pada penutupan Rabu (30/4/2025).
BI memastikan tetap menjaga stabilitas ekonomi melalui sinergi kebijakan. “Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” ujar Ramdan.
Kondisi global yang fluktuatif, tekanan suku bunga tinggi di negara maju, serta ketidakpastian geopolitik masih menjadi faktor yang memengaruhi arus modal di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.