Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Lembaga ini akan dikomandoi oleh Menteri Investasi Rosan Roeslani, dengan Pandu Sjahrir sebagai pemimpin holding investasi dan Dony Oskaria sebagai kepala holding operasional.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi mengungkapkan bahwa Menteri BUMN Erick Thohir akan menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas, didampingi Wakil Ketua Muliaman Hadad. Selain itu, mantan presiden juga akan diajak menjadi penasihat guna menjaga integritas Danantara.
BPI Danantara bertugas mengonsolidasikan dan mengelola aset tujuh BUMN besar, yakni Bank Mandiri, BNI, BRI, Pertamina, PLN, Telkom Indonesia, dan Mind ID. Total aset yang dikelola mencapai Rp 9.600 triliun atau setara 43,36% dari PDB Indonesia yang tercatat Rp 22.139 triliun.
Dari sisi pendanaan, tujuh BUMN tersebut adalah penyumbang dividen terbesar bagi APBN. Pada 2023, kontribusi mereka mencapai Rp 73 triliun, dan pada 2024 diperkirakan naik menjadi Rp 76 triliun. Angka ini mencakup 90% dari total dividen yang disetorkan BUMN ke negara.
Pemerintah menargetkan Danantara dapat menjadi motor penggerak investasi nasional, termasuk untuk proyek strategis seperti hilirisasi industri dan pengembangan kecerdasan buatan (AI). Dengan skala ekonomi yang besar, diharapkan Danantara mampu menarik lebih banyak investasi asing dan meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global.