Bank Indonesia (BI) menegaskan bahwa daya beli masyarakat Indonesia pada awal 2025 masih berada dalam kondisi aman. Hal ini terlihat dari inflasi inti per Januari yang mencapai 2,36% year on year (YoY). Sementara itu, inflasi tahunan juga terjaga rendah di 1,57% YoY.
Deputi Gubernur BI Doni Primanto Jorwono menjelaskan bahwa inflasi inti mencerminkan daya beli masyarakat yang tetap stabil. “Jadi inflasi inti ini menggambarkan bahwa daya beli masyarakat Indonesia tidak turun terlalu dalam, yaitu 2,3%,” ujarnya dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Wilayah Jawa 2025 di Yogyakarta, Jumat (21/2).
Inflasi inti sendiri mengindikasikan kenaikan biaya produksi, termasuk tenaga kerja dan modal. Oleh karena itu, indikator ini sering digunakan untuk mengukur daya beli masyarakat, khususnya untuk kebutuhan non-pokok.
Doni juga menyoroti berbagai kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga. Salah satu langkah yang diambil adalah diskon tarif listrik, yang membantu menopang daya beli masyarakat. Kebijakan ini turut berkontribusi terhadap inflasi tahunan yang lebih rendah pada akhir 2024.
Selain itu, Bank Indonesia berkomitmen untuk memperkuat koordinasi dengan pemerintah guna menjaga stabilitas ekonomi. Sinergi ini dilakukan melalui berbagai program strategis dalam Asta Cita, yang mencakup ketahanan pangan, pembiayaan ekonomi, serta percepatan digitalisasi keuangan.
Ke depan, BI akan terus mengoptimalkan bauran kebijakannya untuk menjaga stabilitas ekonomi sekaligus mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan. Dengan strategi yang tepat, daya beli masyarakat diharapkan tetap kuat di tengah berbagai tantangan ekonomi global.