Defisit APBN Indonesia terus melebar dan telah melanggar batas legal yang ditetapkan Undang-Undang Keuangan Negara, memicu kecemasan di pasar surat utang. Dalam laporan terbaru, defisit anggaran negara per November 2024 tercatat Rp 401,8 triliun, atau sekitar 1,81% dari PDB, jauh lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan.
Menurut analis, kondisi ini bisa berdampak serius bagi pasar, dengan kemungkinan penurunan peringkat investasi yang dapat memicu tekanan jual lebih besar di pasar surat utang domestik. Pembengkakan defisit disebabkan oleh belanja negara yang jauh melampaui pendapatan negara yang hanya naik 1,3% tahun ini. Penurunan peringkat investasi Indonesia dapat menyebabkan lonjakan imbal hasil obligasi negara, yang sebelumnya sudah meningkat drastis dalam beberapa waktu terakhir.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan bahwa meski ada surplus keseimbangan primer, pemerintah harus segera bertindak agar defisit yang semakin membesar tidak memicu masalah lebih lanjut. Analis memperingatkan bahwa jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, pasar dapat menghadapi dampak fatal yang akan mengguncang pasar surat utang Indonesia.