Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan hari ini dengan penguatan signifikan sebesar 1,61% atau naik 112,58 poin ke level 7.096,44, Senin (23/12/2024). IHSG mencatatkan posisi tertinggi di 7.096,44 dan terendah di 7.035,72 dengan total transaksi mencapai Rp9,6 triliun dari 24,32 miliar saham yang diperdagangkan.
Sebanyak 326 saham menguat, 251 saham melemah, dan 212 saham stagnan. Saham-saham sektor kesehatan, konsumen non-primer, dan infrastruktur menjadi motor penggerak utama dengan kenaikan masing-masing 2,78%, 2,57%, dan 1,75%. Sektor keuangan juga menunjukkan performa positif dengan kenaikan 1,44%.
Saham-saham unggulan seperti PT Dua Putra Utama Makmur Tbk (DPUM), PT Voksel Electric Tbk (VOKS), dan PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS) mencatatkan kenaikan tertinggi masing-masing sebesar 35%, 34,6%, dan 34,6%. Sebaliknya, saham PT Sekar Bumi Tbk (SKBM), PT Dosni Roha Indonesia Tbk (ZBRA), dan PT Sona Topas Tourism Industry Tbk (SONA) menjadi top losers dengan penurunan berturut-turut sebesar 25%, 14%, dan 12,8%.
Bursa Asia juga kompak menghijau dipimpin oleh Weighted Index (Taiwan) yang menguat 2,64%. Indeks lain seperti PSEI (Filipina), SETI (Thailand), dan Kospi (Korea Selatan) masing-masing naik 2,01%, 1,60%, dan 1,57%. Bursa Asia mendapatkan sentimen positif dari penguatan di Wall Street, di mana Dow Jones Industrial Average (DJIA), S&P 500, dan Nasdaq masing-masing naik 1,18%, 1,09%, dan 1,03%.
Sentimen utama penguatan ini berasal dari data inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) Amerika Serikat yang lebih rendah dari proyeksi. Inflasi inti PCE hanya meningkat 0,1% dibandingkan bulan sebelumnya dan 2,8% secara tahunan, angka terendah sejak Mei.
Data tersebut memberikan kelegaan bagi investor, menunjukkan inflasi AS terkendali dan membuka peluang bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan suku bunga pada 2025. “Hasil ini mengindikasikan bahwa kekhawatiran The Fed terhadap inflasi mungkin berlebihan,” ujar Shane Oliver, Kepala Strategi Investasi AMP Ltd.
Analis Phintraco Sekuritas menyebutkan, data inflasi yang terkendali ini memperkuat kepercayaan pasar terhadap langkah strategis The Fed. Dengan Core PCE Price Index tetap di level 2,8% YoY pada November, ekspektasi pemangkasan suku bunga semakin besar, mendukung penguatan pasar saham global.