Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia optimistis investasi asing akan tetap mengalir ke Tanah Air meski dihadapkan pada tantangan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% pada tahun depan. Ketua Umum Kadin Jakarta, Diana Dewi, menyatakan bahwa kenaikan PPN dan upah minimum sebesar 6,5% bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan daya tarik investasi asing di Indonesia.
“Indonesia tetap menjadi surganya investasi. Saya yakin investor asing akan terus melihat potensi besar yang ada di sini,” ujar Diana, Jumat (20/12). Ia juga menggarisbawahi bahwa diplomasi Presiden Prabowo Subianto dengan sejumlah pemimpin dunia telah meningkatkan kepercayaan global terhadap iklim investasi domestik.
Namun demikian, Diana menekankan pentingnya perbaikan regulasi yang mendukung aktivitas usaha. Pemerintah, menurutnya, perlu memastikan kebijakan yang ramah bisnis dan memberantas pungutan liar. Di sisi lain, ia juga mengingatkan agar proyek-proyek besar tidak hanya bergantung pada investor asing, melainkan juga melibatkan pengusaha lokal sebagai mitra strategis.
Sepanjang kuartal III-2024, realisasi investasi Indonesia mencapai Rp431,48 triliun, meningkat 15,24% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penanaman modal asing (PMA) naik 18,55% menjadi Rp232,65 triliun, atau setara dengan 53,92% dari total investasi. Lima besar negara asal PMA adalah Singapura (US$5,50 miliar), Hong Kong (US$2,24 miliar), Tiongkok (US$1,86 miliar), Malaysia (US$0,99 miliar), dan Amerika Serikat (US$0,84 miliar).
Sementara itu, penanaman modal dalam negeri (PMDN) juga mencatat pertumbuhan positif sebesar 11,62% menjadi Rp198,83 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.