Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk mempermudah perizinan ekspor demi meningkatkan daya saing industri manufaktur pada 2025. Ketua Umum GPEI Benny Soetrisno menyoroti kontribusi ekspor manufaktur yang masih minim meskipun neraca perdagangan Indonesia telah surplus selama 55 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
“Peran ekspor nonmigas industri manufaktur diharapkan kompetitif di pasar global. Sebab, industri ini tidak hanya menyerap banyak tenaga kerja tetapi juga berkontribusi besar terhadap pajak,” kata Benny pada Senin (6/1/2025).
Industri manufaktur, yang berbasis tenaga kerja manusia, dinilai lebih berkelanjutan dibandingkan komoditas ekstraktif seperti minyak sawit yang sumber dayanya dapat habis. Benny menegaskan, kepastian dalam perizinan ekspor, tenaga kerja, serta biaya energi seperti gas menjadi faktor utama yang dibutuhkan industri manufaktur agar lebih berkembang.
Optimisme Surplus Perdagangan
Kementerian Perdagangan mencatat surplus neraca perdagangan pada November 2024 sebesar US$4,42 miliar, menjadikannya surplus berturut-turut selama 55 bulan. Menteri Perdagangan Budi Santoso menyebut surplus Januari—November 2024 mencapai US$28,86 miliar dengan tren pertumbuhan ekspor sebesar 1,86%.
Nilai ekspor Indonesia pada periode tersebut mencapai US$241,25 miliar, terdiri dari ekspor migas sebesar US$14,34 miliar dan non-migas sebesar US$226,91 miliar. “Upaya pemerintah mendorong nilai tambah produk telah menunjukkan hasil positif,” ujar Budi.
Dorongan Pasar dan Kerja Sama Global
GPEI juga mendorong pemerintah memperluas pasar ekspor, termasuk mempercepat implementasi Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni Eropa yang populasinya meningkat menjadi 420 juta jiwa dengan masuknya Bulgaria dan Rumania. Benny menyarankan untuk meninjau kembali Free Trade Agreement (FTA) dan kerja sama lainnya agar produk Indonesia lebih kompetitif.
Selain itu, keterlibatan lembaga keuangan dan asuransi dalam pembiayaan ekspor perlu diperbesar guna mendukung kegiatan ekspor secara menyeluruh.