Industri alas kaki Amerika Serikat (AS) mendesak Presiden Donald Trump untuk menghapus tarif timbal balik terhadap produk sepatu yang dinilai membahayakan kelangsungan bisnis. Desakan ini datang dari Footwear Distributors & Retailers of America (FDRA), asosiasi yang menaungi merek-merek besar seperti Nike, Adidas, Puma, dan Skechers.
Permintaan itu disampaikan dalam surat tertanggal 29 April 2025 dan dikutip oleh Bloomberg, Sabtu (3/5/2025). Dalam surat tersebut, FDRA memperingatkan bahwa tarif baru akan menaikkan biaya impor sepatu secara signifikan dan berisiko membuat banyak bisnis gulung tikar.
“Kami terdampak sangat berat oleh kebijakan tarif ini, karena pemerintah AS sudah membebankan tarif yang tinggi pada industri kami sebelum tarif baru ditambahkan,” tulis FDRA dalam suratnya.
FDRA menekankan bahwa industri alas kaki tidak hanya terbebani oleh tarif terhadap produk jadi, tetapi juga atas mesin dan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Akibatnya, upaya untuk membangun manufaktur dalam negeri menjadi tidak realistis dalam jangka pendek.
“Tarif baru ini justru menghilangkan kepastian bisnis yang dibutuhkan untuk melakukan investasi semacam itu dan menghapus hampir seluruh modal yang diperlukan,” lanjut pernyataan tersebut.
Menurut FDRA, membangun kembali basis produksi alas kaki di AS membutuhkan investasi besar dan perencanaan bertahun-tahun. Kebijakan tarif, sebaliknya, justru menciptakan ketidakpastian yang menghambat proses itu sejak awal.
Industri alas kaki AS selama ini bergantung pada impor, terutama dari Asia. Dalam konteks ini, tarif timbal balik—yang dikenakan sebagai balasan atas kebijakan dagang negara lain—membebani pelaku industri secara ganda.
FDRA mengingatkan bahwa jika situasi ini terus dibiarkan, para pekerja dan konsumen alas kaki di AS akan mengalami penderitaan ekonomi. Mereka menyebut kondisi saat ini sebagai “keadaan darurat” yang menuntut perhatian segera dari pemerintah.
“Ini adalah keadaan darurat yang memerlukan tindakan dan perhatian segera,” tegas FDRA.
Beberapa merek yang turut menandatangani surat tersebut antara lain Nike, Adidas America, Puma, dan Skechers. Keempatnya memiliki pasar besar di AS dan secara kolektif merepresentasikan porsi signifikan dari industri alas kaki nasional.
Mereka mengkhawatirkan bahwa kenaikan harga akibat tarif akan berujung pada penurunan permintaan konsumen, efisiensi biaya yang ketat, hingga penutupan gerai dan pemutusan hubungan kerja.
FDRA pun mendesak Presiden Trump untuk mempertimbangkan pembebasan tarif timbal balik terhadap produk alas kaki. Menurut mereka, kebijakan ini tidak sejalan dengan tujuan awal untuk memulihkan manufaktur domestik.
Selain itu, asosiasi juga menilai tarif bukanlah solusi jangka panjang yang efektif. Sebaliknya, mereka mendorong dialog dagang yang lebih produktif guna menciptakan sistem perdagangan yang adil tanpa mengorbankan sektor-sektor vital dalam negeri.
Di tengah ketegangan dagang global yang terus meningkat, FDRA berharap pemerintah AS bisa memberikan kepastian kebijakan agar pelaku industri dapat kembali merancang strategi bisnis yang berkelanjutan.