Produksi kelapa di Indonesia mengalami penurunan drastis akibat fenomena El Nino. Dampaknya, ribuan pekerja di industri pengolahan kelapa di Riau kehilangan pekerjaan karena kekurangan bahan baku.
Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kementerian Perdagangan (Kemendag), Farid Ami, mengungkapkan bahwa kelangkaan bahan baku ini terjadi karena produksi kelapa yang anjlok, sementara permintaan global tetap tinggi.
“Akibat El Nino, produksi kelapa di Indonesia turun. Dari sisi demand, tingginya permintaan di pasar internasional mengakibatkan pasokan bahan baku pada pengelolaan kelapa menjadi langka,” kata Farid kepada Bisnis, Minggu (16/3/2025).
Ekspor Kelapa Tidak Pernah Dibatasi, Kini Jadi Dilema
Farid menjelaskan bahwa selama ini ekspor kelapa tidak diatur secara ketat karena pasokan dan permintaan selalu seimbang. Namun, ketika produksi terganggu akibat cuaca ekstrem, industri dalam negeri mulai merasakan dampaknya.
Pemerintah telah berupaya menyeimbangkan kebutuhan domestik dan ekspor melalui penerapan Pajak Ekspor (Levy) terhadap kelapa bulat dan produk turunannya. Selain itu, usulan untuk menerapkan moratorium ekspor kelapa juga telah dipertimbangkan, meski belum diputuskan.
“Kebijakan ini harus ditelaah sebaik mungkin agar tidak merugikan petani, karena dampaknya dapat menurunkan harga kelapa,” ujar Farid.
PHK Massal di Industri Pengolahan Kelapa
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) membenarkan adanya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 3.500 pekerja di perusahaan pengolahan kelapa di Riau.
Presiden KSPI, Said Iqbal, menyatakan bahwa dua perusahaan besar di sektor ini kesulitan mempertahankan produksi karena pasokan kelapa yang terbatas.
“Iya benar, sudah dicek dikarenakan kekurangan bahan baku. Sudah saya cek ke KSPI Riau,” ujar Said.
Dampak Lebih Luas pada Industri Kelapa
Penurunan produksi kelapa tidak hanya mempengaruhi tenaga kerja, tetapi juga berpotensi menekan ekonomi daerah yang bergantung pada industri pengolahan kelapa. Jika krisis ini terus berlanjut, rantai pasokan dalam negeri bisa terganggu, yang berimbas pada ketersediaan produk turunan kelapa seperti minyak kelapa, santan, dan arang tempurung.
Para pelaku industri berharap pemerintah segera menemukan solusi agar produksi kelapa bisa kembali stabil dan menghindari dampak lebih luas terhadap tenaga kerja serta ekonomi nasional.