Wall Street ditutup menguat pada sesi perdagangan Senin (11/12/2024), didorong oleh optimisme pasar menjelang keputusan suku bunga dari bank-bank sentral di seluruh dunia yang akan diumumkan pekan ini. Indeks S&P 500 naik 0,4%, sedangkan Nasdaq 100 melonjak 1,5% dan mencatatkan rekor tertinggi baru. Saham perusahaan-perusahaan besar seperti Broadcom Inc dan Tesla Inc menjadi penggerak utama dalam kenaikan ini. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun stabil di level 4,40%, dan Bitcoin juga mencetak rekor tertinggi baru.
Sentimen positif di pasar AS didorong oleh ekspektasi pasar terhadap keputusan Federal Reserve (The Fed), yang diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada Rabu (18/12/2024). Pemangkasan suku bunga ini diharapkan dapat memberikan dukungan bagi pasar dan memperpanjang keunggulan performa saham AS. Meskipun demikian, pasar di Asia dan Eropa mengalami pelemahan akibat data penjualan ritel yang lebih lemah dari perkiraan di China.
Chris Larkin, Managing Director Trading dan Investasi di E*Trade dari Morgan Stanley, mengatakan bahwa momentum pasar dalam waktu dekat akan sangat bergantung pada pernyataan Gubernur The Fed, Jerome Powell, setelah pengumuman suku bunga, serta data penjualan ritel dan Indeks Harga PCE yang berpotensi mengejutkan pasar.
Menurut Larkin, keuntungan pasar saham di bulan Desember cenderung lebih kuat pada paruh kedua bulan ini, dengan S&P 500 menunjukkan pengembalian positif 78% sejak 1957 pada periode tersebut.
Investor juga memperhatikan data ekonomi terbaru. Data sektor jasa AS yang dirilis pada Senin (16/12/2024) menunjukkan bahwa aktivitas sektor jasa berkembang dengan laju tercepat sejak Oktober 2021. Namun, di sisi lain, aktivitas manufaktur di negara bagian New York mengalami penurunan terbesar sejak Mei tahun lalu.
Keputusan suku bunga Federal Reserve pada Rabu (18/12/2024) akan menjadi sorotan utama pasar, diikuti dengan pengumuman kebijakan moneter dari Jepang, negara-negara Nordik, dan Inggris. Tony DeSpirito, Chief Investment Officer di BlackRock, mengatakan bahwa jika The Fed memberikan pemangkasan suku bunga secara agresif, hal ini bisa menunjukkan kekuatan mendasar dalam ekonomi AS, yang dapat memperluas reli saham.
Indeks dolar Bloomberg sempat berfluktuasi pada Senin, dengan kinerja dolar yang telah menguat lebih dari 6% sepanjang tahun ini. Namun, optimisme pasar terhadap dolar mulai menurun karena kebijakan Donald Trump dan pemangkasan suku bunga The Fed yang diperkirakan akan menekan mata uang tersebut pada paruh akhir tahun 2025.
Di Eropa, parlemen Jerman meloloskan undang-undang yang membuka jalan bagi pemilu nasional dua bulan mendatang, sementara aktivitas sektor swasta di zona euro menyusut lebih lambat dari perkiraan, berkat kontribusi sektor jasa. Namun, obligasi Prancis mengalami tekanan setelah Moody’s menurunkan peringkat kredit negara tersebut.
Di China, data menunjukkan bahwa penjualan ritel pada November secara tak terduga melemah, meskipun ada tanda-tanda perbaikan di sektor properti. Data ini menambah kekecewaan investor setelah pekan lalu Beijing menjanjikan langkah-langkah untuk meningkatkan konsumsi, tetapi belum memberikan rincian mengenai stimulus fiskal.
Harga minyak turun setelah data ekonomi terbaru dari China memperkuat kekhawatiran atas melemahnya permintaan dari negara pengimpor terbesar dunia tersebut.